Seperti Janji Pelangi




Tak apa jika aku harus kehilangan satu harapan bila ternyata akan Engkau ganti yang jauh lebih menakjubkan. Toh apalah arti kehilangan bila kepunyaan tetaplah milikMu?

Aku selalu menatap takzim atas janji kehidupan untuk orang yang sanggup berdiri gagah diatas keterpurukan yang baru saja menghantam. Entah, itu yang sedang datang padaku atau bukan. Tapi aku selalu merasa harapan-harapan baru selalu muncul setelah kehancuran menerpa.

Aku memang tak sepandai itu untuk mudah bangkit berdiri. Tapi Engkau selalu menopangku. Menyibak cakrawala dengan gurat indahnya untuk Kau perlihatkan padaku, janji-janji itu.

Bukankah sehabis hujan akan hadir pelangi? Pun sama setelah kesedihan yang Engkau titipkan dihatiku dan terurai menjadi hujan kepiluan yang mendalam, Engkau hadirkan sesuatu yang dapat merekahkan senyumku. Senyum seperti sang pelangi yang gagah membentang diri sehabis mendung merajai langit.

JanjiMu memang selalu ada. Terpenuhi. Dan tepat waktu.

***
Penyesalan memang sering datang membayang. Tapi untuk apa berkutat melihat kesedihan masa lalu? Tutup sudah segala luka, biarkan tenang tak terusik. Pintu masa depan sudah malu-malu membuka secelah diri untuk harap-harap dimasuki. Mari ketuk untuk semakin menerima kehadiran kita. Daripada semua ikut berlalu karena menyesalkan yang telah jauh termakan rayap waktu hingga menenggelamkam pada kekecewaan terulang.

“Mengertilah bahwa hidup adalah penerimaan. Menerima dengan ikhlas untuk setiap kisah yang telah digariskan.”




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Angin dan Bunga

Menepi