Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Sayang, Mengertilah

Mawar itu layu dalam cengkeraman. Usia tujuh hari selepas dipetik. Masih berpita putih dan terangkai. Berjejer rapi dengan mawar-mawar lain yang sama layu. Amay meletak kembali. Sebenarnya ia resah dengan keberadaan mawar yang ia genggam itu. Untuk apa? Mahal terbeli, selesai memandang dibuang. Kan sayang. Meski begitu ia tetap menikmati bebauan segar yang menguar pertama kali menerimanya dulu. “Nona Amay?” “Ya saya?” “Ada kiriman bunga untuk Nona. Silahkan.” “Terimakasih, Pak.” Kurir itu kok tahu-tahu langsung datang kemari? Punya GPS versi dunia akhirat apa ya? Pikir Amay yang sedang menyore di taman kampus dengan aktivitasnya tenggelam dalam kesibukan buku dan makalah-makalah saat itu. Ia tidak melanjutkan pikiran kacaunya. Buat apa? Buang tenaga. Alif? Mata sipit itu berkaca-kaca selesai membaca surat dan pengirimnya. Dia cepat membuka ponsel. Ditatap lama-lama wallpaper HP-nya. Laki-laki tangguh dengan badan kekar dan tegap berseragam khas anak bea cukai.